Igniting Passion, Inspiring Growth
three men laughing while looking in the laptop inside room

4 Strategi Kepemimpinan Inklusif agar Millennial, Gen Z, dan Baby Boomer Kompak

Tantangan Memimpin Tim Multigenerasi di Era Digital

Bayangkan tim yang terdiri dari Baby Boomer yang berpengalaman, Gen X yang pragmatis, Millennial yang haus pengembangan, dan Gen Z yang melek teknologi. Perbedaan gaya kerja, prioritas, dan cara berkomunikasi bisa memicu konflik, tapi juga jadi sumber kekuatan jika dikelola dengan tepat.

Di Indonesia, 78% perusahaan melaporkan kesenjangan generasi sebagai tantangan utama produktivitas. Namun, perusahaan seperti BCA berhasil menciptakan kolaborasi harmonis dengan strategi kepemimpinan inklusif. Bagaimana caranya? Yuk, kupas 4 strategi jitu!


1. Personalisasi Gaya Komunikasi: Dari Tatap Muka Hingga TikTok

Setiap generasi punya “bahasa” komunikasi sendiri:

  • Baby Boomer: Lebih nyaman dengan rapat tatap muka atau telepon. Hindari jargon TikTok!.
  • Gen X: Kombinasikan email dan pesan singkat. Mereka suka efisiensi tanpa basa-basi.
  • Millennial & Gen Z: Manfaatkan platform kolaborasi seperti Slack atau Microsoft Teams. Mereka menghargai feedback instan via chat.

Contoh Implementasi:
Di BCA, tim multigenerasi menggunakan multi-channel communication: rapat bulanan untuk Boomer, grup WhatsApp untuk Gen X, dan video animasi singkat di internal apps untuk Gen Z.


2. Feedback yang Sesuai Generasi: Jangan Sama Ratakan!

Feedback efektif harus disesuaikan dengan nilai generasi:

  • Baby Boomer: Berikan secara formal dengan data konkret. Contoh: “Ibu, laporan keuangan Q1 sangat detail. Bagaimana kalau kita tambah analisis tren tahunan?”.
  • Gen X: Fokus pada hasil dan otonomi. Misal: “Proyekmu selesai tepat waktu. Next, kamu bisa eksplor strategi baru tanpa perlu konsul setiap hari” .
  • Millennial/Gen Z: Gunakan feedback real-time dan sertakan apresiasi. Contoh: “Ide campaign-mu viral! Ayo diskusi lagi biar lebih engaging!” .

Tips:

“Generasi muda butuh feedback yang membangun, bukan sekadar kritik 👍” .


3. Mentoring Silang: Baby Boomer Ajarkan Pengalaman, Gen Z Bimbing Melek Teknologi

Program mentoring dua arah terbukti efektif meruntuhkan tembok generasi:

  • Reverse Mentoring: Gen Z mengajar Boomer tentang tools digital seperti Canva atau Google Analytics.
  • Traditional Mentoring: Boomer membagikan strategi negosiasi klien atau manajemen krisis.

Studi Kasus:
Perusahaan konsultan HCR.ID menerapkan program “Generasi Kolaborasi”: Gen Z dan Boomer dipasangkan untuk proyek inovasi produk. Hasilnya, 40% peningkatan efisiensi operasional dalam 6 bulan.


4. Kolaborasi Proyek Lintas Generasi: Gabungkan Pengalaman & Kreativitas

Buat tim proyek yang terdiri dari berbagai generasi untuk memaksimalkan kekuatan masing-masing:

  • Baby Boomer: Kontribusi pengetahuan industri dan jaringan.
  • Millennial/Gen Z: Ide kreatif dan implementasi teknologi 910.

Contoh Sukses:
Di BCA, tim pengembangan aplikasi mobile terdiri dari Boomer (strategi bisnis), Gen X (manajemen risiko), dan Gen Z (UI/UX design). Hasilnya, aplikasi BCA Mobile meraih penghargaan Best Banking App 2024.


Studi Kasus: Bagaimana Perusahaan Indonesia Mengelola Tim Multigenerasi?

PT Bank Central Asia (BCA) menjadi contoh nyata keberhasilan kolaborasi multigenerasi:

  1. Fleksibilitas Komunikasi: Memadukan rapat tatap muka dengan virtual meeting via Zoom.
  2. Program Cross-Generational Hub: Platform internal tempat karyawan berbagi skill (e.g., Boomer mengajar financial planning, Gen Z pelatihan TikTok marketing).
  3. Kebijakan Flexy Work: Gen Z boleh WFH 3x seminggu, Boomer dapat opsi jam kerja fleksibel.

Hasilnya, tingkat retensi karyawan BCA naik 25% dan inovasi produk meningkat 30% dalam 2 tahun.


Kesimpulan: Dari Konflik ke Kolaborasi, Ini Kuncinya!

Memimpin tim multigenerasi bukan tentang “menyamaratakan”, tapi merayakan perbedaan. Dengan 4 strategi di atas, Anda bisa:

  1. Menyamakan visi tanpa menghilangkan identitas generasi.
  2. Mengubah gaps jadi kekuatan inovasi.
  3. Membangun budaya kerja yang inclusive dan berkelanjutan.

Seperti kata CEO BCA: “Generasi tua adalah akar, generasi muda adalah sayap. Keduanya harus tumbuh bersama” .

Sumber:

  1. hcr.id – Seni Mengelola Tim Multi Generasi – HCR.ID
  2. visecoach.com – Mengatasi Tantangan dalam Memimpin Tim Multigenerasi
  3. birdysender.id – 5 Tips Efektif Memimpin Tim Berbagai Generasi di Era Digital
  4. researchgate.net – [PDF] Kepemimpinan Generasi Milenial: Menginspirasi dan Membimbing
  5. dalecarnegie.id – Collaborating Across Generations
  6. mediaedutama.co.id – Jadwal Pelatihan Managing Cross Generation
  7. rudyct.com – [PDF] Kepemimpinan GenZ dan Alfa: Gaya, Tantangan dan Kesempatan
  8. prioritas.bca.co.id – Tips Mengelola Tim Multigenerasi, dari Baby Boomer hingga Gen Z
  9. clickup.com – Cara Mengelola Tantangan Tenaga Kerja Multigenerasi
  10. greatdayhr.com – 12 Strategi Pengelolaan SDM Lintas Generasi yang Perlu HR
Share this article
Shareable URL
Prev Post

Latih Cara Berpikir Kritis dengan 3 Kebiasaan Sehari-hari

Next Post

Kebijakan Mental Health di Tempat Kerja: Dari Program EAP hingga ‘Hari Tanpa Meeting

Read next