Igniting Passion, Inspiring Growth
man using MacBook

Trik Mengelola Emosi agar Tetap Waras di Tempat Kerja

Atasan Galak vs. Kamu yang Sensi: Emosi ‘Galak’ dan ‘Sensi’ Bertemu di Kantor

Kamu baru saja masuk kerja, semangat masih menggebu-gebu. Eh, tiba-tiba dapat atasan yang mood-nya kayak roller coaster: hari ini senyum, besok bisa marahin kamu karena kesalahan sepele. Rasanya pengen nangis, baper, atau malah meledak? Tenang, kamu gak sendirian!

Banyak fresh graduate merasakan hal serupa. Dunia kerja memang keras, apalagi kalau harus berurusan dengan atasan yang killer. Tapi jangan khawatir! Dengan trik mengelola emosi yang tepat, kamu bisa tetap waras dan bahkan berkembang di tengah tekanan. Yuk, simak caranya!


1. Pahami: Kenapa Atasan Bisa ‘Galak’?

Sebelum langsung judge atasan sebagai monster, coba pahami sisi lain mereka:

  • Tekanan dari Atasan Mereka: Bosmu mungkin juga dihujani target oleh direktur atau klien.
  • Ekspektasi Tinggi: Mereka ingin timnya bekerja optimal, tapi cara menyampaikannya kurang soft.
  • Kebiasaan Lama: Beberapa orang terbiasa memimpin dengan tone keras karena pengalaman kerja sebelumnya.

Tips:

“Coba observasi pola komunikasi atasan. Apakah dia selalu marah, atau hanya di situasi tertentu? Ini membantumu memprediksi dan menyiapkan mental.”


2. Jangan Buru-Buru Bereaksi! Pause and Breathe

Saat atasan marah, emosi bisa langsung meluap. Tahan dulu! 20 detik adalah waktu ajaib untuk mencegah reaksi impulsif.

  • Tarik napas dalam 3 kali: Fokus pada pernapasan untuk menenangkan saraf.
  • Tanya diri sendiri“Apa yang sebenarnya dia inginkan dari kritik ini?
  • Jangan personalisasi: Kritik pada pekerjaan ≠ kritik pada dirimu sebagai pribadi.

Contoh Kalimat Netral:

“Saya pahami masukan Bapak/Ibu. Saya akan perbaiki laporan ini dan konfirmasi ulang sebelum deadline.”


3. Buat Boundary Emosional: Jangan Bawa Pulang Drama Kantor

Jangan biarkan emosi negatif menguasai hidupmu di luar jam kerja!

  • Ritual “Me Time”: Setelah pulang, lakukan aktivitas yang refresh otak, seperti olahraga, nonton series, atau ngobrol dengan teman.
  • Batasi Cerita ke Keluarga: Terlalu sering mengeluh tentang atasan ke orang rumah malah bikin stresmu ngendap.
  • Jurnal Emosi: Tulis kekesalanmu di notes atau aplikasi. Setelah itu, delete atau robek kertasnya sebagai simbol letting go.

4. Cari Feedback Rutin, Tapi Jangan Overthinking

Daripada menunggu dikritik, lebih baik proaktif bertanya:

  • “Apa ada yang perlu saya perbaiki dari tugas kemarin?”
  • “Boleh saya tahu ekspektasi Bapak/Ibu untuk proyek selanjutnya?”

Dengan ini, kamu menunjukkan sikap terbuka dan mengurangi risiko “kejutan” marah dari atasan.

Catatan:
Jangan terjebak mengoreksi diri berlebihan. Kritik adalah bahan belajar, bukan bukti kamu “gak becus”.


5. Self-Reward: Rayakan Kemenangan Kecil

Bertahan di lingkungan kerja toxic adalah pencapaian! Beri diri sendiri apresiasi, seperti:

  • Makan dessert favorit setelah berhasil menyelesaikan tugas sulit.
  • Nonton konser atau beli barang yang diidamkan sebagai reward bulanan.
  • Share pencapaian kecil ke teman atau komunitas yang mendukung.

6. Jika Sudah Overload, Jangan Malu Minta Bantuan

Tidak semua masalah bisa diselesaikan sendirian. Jika beban emosi mulai mengganggu produktivitas atau kesehatan mental:

  • Bicarakan ke HRD: Sampaikan keluhan secara profesional, bukan sebagai gossip.
  • Cari Mentor: Temui senior atau kolega yang berpengalaman untuk meminta saran.
  • Konseling Profesional: Jika diperlukan, jangan ragu berkonsultasi dengan psikolog.

Kamu Bukan Robot, Tapi Bisa Belajar Jadi Tangguh

Menghadapi atasan galak memang tidak mudah, tapi ingat: ini adalah fase pembelajaran untuk membangun mental baja. Perlahan, kamu akan belajar membedakan mana yang perlu dipedulikan dan mana yang cukup di-skip.

Yang terpenting, jaga kesehatan mentalmu. Dunia kerja bukan tentang siapa yang paling kuat menahan emosi, tapi siapa yang bisa mengelolanya dengan cerdas. Semangat, ya! 💪

Share this article
Shareable URL
Next Post

7 Kalimat yang Harus Dihindari Saat Interview dan Cara Menjawab Pertanyaan Jebakan